Selasa, 19 April 2016

Jenis Asli, Endemik, Eksotik, INvasif


Jenis asli, endemik, eksotik dan invasif 
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi baik flora dan fauna. Begitu banyak terminologi yang muncul untuk mendeskripsikan keberadaan suatu flora atau fauna pada daerah tertentu.   
  • Jenis asli, Jenis asli (native) merupakan flora atau fauna yang merupakan bagian dari keseimbangan alam yang telah berkembang selama ratusan atau ribuan tahun pada daerah atau ekosistem tertentu. Kata asli harus selalu dikaitkan dengan kualifikasi geografis (USDA). Jenis asli (native) bisa disebut sebagai jenis indigenous untuk sejumlah daerah atau suatu waktu tertentu.
  • Jenis endemik ,Jenis endemik merupakan flora atau fauna asli dan terbatas pada suatu wilayah geografis tertentu. Rentang alam penyebarannya sangat terbatas, sangat rentan terhadap kepunahan jika habitat alami dihilangkan atau secara signifikan terganggu (IUCN-Definition). Masseti dalam penelitiannya “Protected Areas and Endemic Species” juga mengungkapkan hal yang sama bahwa spesies endemik merupakan spesies asli (native) namun memiliki keterbatasan wilayah geografis tertentu. Misalnya terdapat satu jenis flora dan fauna yang menempati suatu wilayah dan distribusinya sangat terbatas pada daerah mereka berkembang maka dikatakan bahwa flora dan fauna tersebut endemik pada daerah tersebut.
  •  Jenis eksotik, Merupakan flora atau fauna yang berasal dari sebaran alaminya kemudian dipindahkan ke suatu tempat yang baru, mampu tumbuh dan berkembang dengan baik pada tempat yang baru tersebut. Richardson (2011) menyebutkan bahwa spesies eksotik merupakan sinonim dari non-indigenous, non-native dan alien species. Kehadirannya pada suatu tempat disebabkan oleh tindakan manusia yang dilakukan secara sengaja untuk mengatasi hambatan geografis.
  • Jenis invasif, Merupakan jenis flora atau fauna yang tumbuh bukan pada habitat alaminya (bukan asli) namun mampu tumbuh menyebar dengan cepat dan mengganggu komunitas ekosistem asli pada suatu tempat. Richardson (2000) mengatakan bahwa jenis invasif merupakan tumbuhan yang tumbuh bukan pada habitat alaminya namun mampu mempertahankan diri dan menggantikan populasi asli karena dapat menghasilkan keturunan serta memiliki potensi penyebaran yang sangat baik. Invasif cenderung memiliki efek merugikan (Collauti dan MacIssac, 2004).

Aren (Arenga pinnata)
Setelah mengetahui beberapa terminologi di atas maka akan lebih mudah untuk mengetahui apakah flora dan fauna merupakan suatu spesies asli, endemik, indigenous, eksotik bahkan invasif pada suatu wilayah tertentu. Sebagai salah satu contoh adalah tanaman aren (Arenga pinnata) yang banyak tumbuh di Indonesia. Apakah tanaman aren ini merupakan jenis asli di Indonesia? Aren sebelumnya memiliki nama latin Arenga saccharifera kemudian secara resmi berganti nama menjadi Arenga pinnata pada tahun 1917 dalam “Congress Of Botany” di Vienna.
Orwa dkk (2009) menyebutkan bahwa tanaman aren (Arenga pinnata) merupakan native species di Bangladesh, Brunei, Kamboja, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Papua New Guinea, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand dan Vietnam. Melihat persebaran tempat tumbuhnya aren hanya ditemukan di benua Asia sehingga aren dapat dikelompokkan menjadi jenis native di Asia secara umum karena data tentang penyebarannya tidak ditemukan pada benua lain.
Data tentang wilayah endemik aren belum tersedia. Di Indonesia aren telah lama dikenal bahkan pernah disebutkan dalam prasasti Talang Tuo (684 Masehi) yang berisi anjuran untuk menjaga bumi, aren menjadi salah satu tanaman yang ditulis dalam prasasti ini, dan sejarah-sejarah keraajaan Kalingga (674-732 Masehi). Tetapi hal tersebut belum dapat dijadikan bukti untuk mengatakan bahwa tanaman aren merupakan jenis endemik dari Indonesia.

KESIMPULAN
Berbagai terminologi yang muncul untuk menggambarkan keberadaan jenis flora dan fauna sangat banyak. Terminolog tersebut terkadang sulit untuk dijelaskan bahkan arti kata akan menjadi ambigu, namun terdapat batasan-batasan yang jelas untuk membedakannya. Batasan tersebut mengacu pada waktu dan tempat di  mana suatu jenis flora dan fauna akan digambarkan.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, M.A. & Thompson, K. 2001. Invasion terminology: should ecologists define their terms differently than others? No, not if we want to be of any help. ESA Bulletin, 82, 206.
Masseti, M. Protected Areas and Endemic Species. Biodiversity Conservation and Habitat Management. Vol-1.
Orwa C, A Mutua, Kindt R, Jamnadass R, S Anthony. 2009. Agroforestry Database 4.0 (http://www.worldagroforestry.org/sites/treedbs/treedatabases.asp)
Richardson,D.M., Pysek, P. & Carlton J.T, 2011. A compendium of essential concepts and terminology in invasion ecology: Richardson DM (ed.). Fifty Years of Invasion Ecology: the legacy of Charles Elton. Chichester: Wiley-Blackwell. p. 409-420. PMid:21944073 PMCid:3419153.
Richardson, D.M., Pyšek, P., Rejmánek,M., Barbour,MG., Panetta,D.F dan West, C.J. 2000 Naturalization and invasion of alien plants: concepts and definitions. Diversity and Distributions, 6, 93 –107 . 
USDA. Native, Invasive, and Other-Plant Related Definitions. (http://nrcs.usda.gov/wps/portal/nrcs/detail/ct/technical/ecoscience/invasive/?cid=nrcs142p2_011124) diakses pada 18 April 2016.